Rabu, 25 Juni 2008

Stiil Confuse, Bahasa Kerennya, Masih Bingung



Kenapa bingung?

Biasanya itulah yang akan ditanyakan orang-orang waktu kita menyampaikan bahwa kita sedang merasa bingung. Sejujurnya, aku juga bingung, kenapa kebingungan itu bisa menimpa seseorang, apa alasannya, apakah ada penjelasannya atau apakah bingung itu adalah suatu penyakit yang belum terlacak dan belum diketahui obatnya.

Bingung kan?

Sama.

 

Tapi anehnya, masalah kebingungan ini selalu jadi pilihan yang menarik untuk dibicarakan dan ditulis. Mau bukti? Dari hasil pencarian saya saja untuk judul tulisan yang ada kata "bingung"nya di Google sudah banyak sekali, lebih dari 10 halaman. Itu yang terdaftar, entah yang tidak terdaftar. Dan bukti lainnya adalah, saya sendiri juga tertarik untuk membicarakan masalah ini haha.

Membicarakan BINGUNG sama menariknya dengan membicarakan sek, narkoba, kenaikan BBM, giliran pemadaman listrik oleh PLN dan ngadatnya air PAM, tapi ini menurut aku loh, entah pendapat kalian bagaimana. Kenapa aku merasa begini, karena apa ya? Aku juga bingung, tapi yang pasti membicarakan bingung selalu berujung dengan kebingungan yang mengasikan, aneh memang tapi rasa penasaran akan akhir dari pembicaraan itu selalu menyisakan kebingungan memang.

Bingung kan?

Oke, kita teruskan saja dari pada berbingung-bingung di awal lebih bingung di akhir. 

Pernahkah kamu bangun disuatu pagi yang cerah dengan keadaan pikiran sedang kebingungan? Mimpi apa tadi malam? Apa yang dilakukan sebelum tidur? Apa yang kan dilakukan hari ini? Ingin sarapan apa? Pakai baju apa dan lain lagi?

Pernah?

Aku pernah.

Tapi ya itu tadi, aku sendiri bingung kenapa bisa merasa bingung. Apakah karena faktor pada malam sebelumnya, sebelum aku tidur aku tidak membuat rencana untuk hari berikutnya. Apa mungkin ya? Ada yang tahu jawabannya ga kira2?

Kalau dipikir-pikir, bingung itu unik loh. Hampir semua kalangan usia pernah mengalaminya. Kalau ada survei nih tentang apa yang kejadian atau situasi yang paling sering dialami manusia, aku bakalan duluan unjuk tangan terus ngomong keras-keras, istilahnya teriak lah, BINGUNG,,,,,,gitu. Setuju ga?

Tanya aja orang yang ada disekitar kalian, pernah bingung ga, gitu? Aku yakin seyakin-yakinnya jawabannya pasti pernah. Coba aja deh kalau ga percaya. Kalau sampi ada yang jawab ga pernah, kasih tau aja sama aku siapa orangnya, umurnya berpa, alamatnya dimana, kerja apa, pokoknya biodatanya. Aku bakalan selidiki orang itu, jangan-jangan dia bukan manusia lagi haha.

Halah, bingung ah, ngomongin bingung melulu, malah tambah bingung nanti.

So, next time, (maksudnya, jadi, lain waktu) kita kupas lagi permasalahan bingung ini, OKE.

Siapa tahu aku dapat bahan atau informasi baru lagi tentang kebingungan.

Tunggu aja ya.

Jumat, 20 Juni 2008

Sejujurnya Aku Tidak Tahu Harus Berkata Apa

Yup...benar sekali, aku tidak tahu harus berkata apa untuk saat ini. Seorang blogger yang saat ini tidak memiliki topik apa-apa yang aku rasa menarik untuk dibicarakan. Yah..sekarang aku hanya akan menuliskan apa yang diketikkan oleh jemariku. Entah akan jadi apa nantinya tulisan ini, masa bodoh, yang penting posting dulu.

Sudah hampir berbulan-bulan (yang kurasa berabad-abad) aku tidak sempat menengok blog yang aku buat dengan tujuan untuk menumpahkan segala hal yang ada dipikiranku. Aku terlalu terlenakan oleh alur kehidupan yang terjadi dalam nyataku. Dan disaat itu semua selesai, berlalu, yang tertinggal hanyalah sebuah rasa, keinginan untuk menutup mata sejenak dari semua pemandangan yang ada. Bersembunyi dari waktu, meninggalkan sejenak siang dan malam yang akan selalu datang. Keinginan untuk diam, diam, tak melakukan apapun, hanya diam. Tapi bahkan untuk itu pun aku sukar menemukan kesempatan.

Sekarang aku malah membuat tulisanyang tidak-tidak disini. Sekedar mengabarkan bahwa aku masih hidup dan masih bisa menulis. Aku tidak tahu harus berkata apa bukan berarti tidak ada apa-apa di dalam pikirankua. Ada banyak hal yang berseliweran di kepalaku, tapi tidak satu pun yang terjerat untuk bisa kujadikan topik yang menarik untuk kutulis.

Hanya ini yang bisa aku sajikan untuk saat ini. Harapku, dilain waktu, akan ada lebih banyak imajinasi dalam pikirku yang mampu membuatku melahirkan lebih banyak tulisan yang bermanfaat untuk aku dan kalian yang sudah berbaik hati untuk sekedar singgah di gubuk lisanku ini.

Sabtu, 05 April 2008

Nasib Buruk Mahasiswa FKIP Unlam

Pernah dengar ada seorang mahasiswa yang sedikitpun tidak merasakan cinta terhadap kampus tempat dia menuntut ilmu? Sangat jarang sekali kan. Walau bagaimana pun membosankannya suasana kampus, dia akan tetap merindukan kampusnya itu.

Demikian juga yang terjadi terhadap saya. Saya seorang mahasiswa FKIP UNLAM Jurusan PBS (Pendidikan Bahasa dan Seni) Program Studi PBSID. Saya sangat mencintai FKIP Unlam. Bagaimana pun lelahnya saya menjalani kehidupan sehari-hari, saya akan tetap merindukan kampus tercinta itu.

Sayang, ada beberapa beberapa fasilitas yang seharusnya dapat dinikmati semua civitas akademik tanpa terkecuali, seperti WC umum, ruang kuliah, aula, multimedia bahkan bangku taman untuk sekedar nongkrong bareng teman-teman sebelum kuliah tak bisa dinikmati dengan sempurna.

Untuk ruang kuliah, bangku taman, multimedia hampir tidak ada masalah selain jadwal yang kebetulan bentrok. Yang membuat saya sangat keberatan adalah hak untuk memakai WC dan aula.

Jujur saja, di FKIP ini apabila ada WC yang bersih dan wangi sedikit saja akan langsung dikunci, dan yang bisa menggunakannya juga hanya para dosen. Lalu bagaimana nasib kami para mahasiswa yang juga ingin membuang hajat kami tanpa terganggu bau WC yang sangat tidak enak dan keadaannya yang kotor. Kenapa kami hanya disodori dan diperbolehkan memakai WC yang tidak layak, bahkan kadang airnya pun habis. Apakah FKIP terlalu duafa untuk memberikan fasilitas yang adil kepada mahasiswa?

Ah, rasanya kok tidak. Kita tahu FKIP lagi gencar membuka kelas jalur khusus dan penyetaraan, yang tentunya itu semua juga sumber duit yang besar. Ironisnya hal itu tak diimbangi dengan ketersediaan lahan parkir yang luas, dan WC yang airnya siaga 24 jam dan wangi bunga.

Belum lagi izin menggunakan aula saat ada HIMA (Himpunan Mahasiswa) yang ingin mengadakan kegiatan, sangat sangat sulit didapatkan. Yah memang terkadang bisa, tapi itupun kami harus menunggu dengan perasaan yang H2C (harap-harap cemas), dapat izin apa tidak. Bagaimana kegiatan mahasiswa tidak mati, kalau hanya sekedar ingin bernapas lega saja susah di kampus sendiri. Lebih baik HIMA ditiadakan saja sekalian di kampus ini.

HIMA ada tentu maksudnya agar mahasiswa tak hanya kuliah saja, dan itu adalah bidang kerja dari adanya Pembantu Dekan III yang memang bertanggungjawab menjaga perkembangan aktivitas ekstra kuliah mahasiswa di FKIP Unlam. Kalau mahasiswa enggan mengadakan kegiatan ekstra karena terkendala persoalan mencari ruang aktivitas bersama yang layak, lalu buat ada HIMA? Bubarkan saja, dan itu artinya tak perlu lagi ada PD III dan itu pun berarti bisa menghemat duit, jika memang kesejahteraan yang ingin dipilih kampus ini dengan cara menghemat duit dan mengorbankan kesejahteraan mahasiswanya.

Lalu apa gunanya ruangan itu dinamakan aula, kalau penggunaannya sama saja dengan ruangan kuliah yang lain. Apa gunanya tiap tahun, dari tahun 2005 sampai sekarang, jalur mandiri dibuka dengan pungutan biaya yang tidak sedikit dan dikatakan bahwa uangnya digunakan untuk membangun gedung kuliah baru kalau toh kami para mahasiswa tetap merasakan kesulitan mencari ruangan untuk kuliah, ruangan untuk mengadakan kegiatan.

Mana buktinya kalau uang-uang itu digunakan untuk membangun gedung, untuk kesejahteraan kami kuliah. Jangan sekedar bicara, tapi berilah kami rasa sejahtera itu. Kami tidak perlu janji, tapi bukti. Kami tidak akan protes kalau apa yang kami dapatkan di kampus sesuai dengan yang dijanji-janjikan.

Sekali lagi saya katakan, bahwa saya cinta FKIP, saya cinta kampus ini. Tapi dengan adanya hal-hal seperti yang saya terangkan di atas, rasanya kecintaan saya terhadap kampus ini ada yang mengganjalnya. Saya tidak bermaksud menjatuhkan almamater saya sendiri, saya berani menuliskan semua perasaan saya ini malah dengan harapan kampus dapat memperbaiki citra diri dihadapan seluruh civitas akademiknya, terutama kami para mahasiswa yang belajar di dalamnya.

Saya terpaksa membicarakan segala kejelekan muka sendiri ini di koran karena saluran komunikasi di FKIP sekarang mampet seperti keran-keran WC yang ada di sini. Di FKIP orang berbicara bukan dengan bahasa kasih sayang, tapi dengan kekuasaan dan senioritas.

Jauh di dalam hati saya, saya yakin bukan cuma saya satu-satunya mahasiswa yang merasakan nasib seperti ini. Yang saat ingin membuang hajat tapi harus rela berlari jauh ke mesjid kampus karena WC di kampus kotor dan airnya kering. Yang ingin mengadakan kegiatan tapi semua ruangan dikatakan penuh dan tidak bisa digunakan sehingga terpaksa menggunakan balai yang ada di tengah kampus dengan konsekuensi acara tidak akan berjalan optimal.

Tapi sayang seribu kali sayang, teman-teman saya yang lain itu mungkin takut untuk mengungkapkan uneg-unegnya, takut mengalami pencekalan dari orang dalam mungkin. Yah, meskipun saya sendiri sejujurnya juga merasa takut, tapi saya lebih takut mendengar rengekan dan cemoohan dari hati saya sendiri yang mengatai saya adalah seorang pengecut dan tidak berguna apabila tidak segera mengungkapkan hal ini.

Kasihan teman-teman saya, mereka cuma bisa menahan sakit hati tanpa berani bersuara dan senyum-senyum saja menerima nasib buruk karena hak-hak mereka yang dikebiri. Ingin sekali rasanya saya mengajak mereka untuk menumpahkan segala kekesalan mereka akan hak-hak atas fasilitas kampus yang dihalang-halangi. Ingin rasanya mengajak mereka bersama-sama menyuarakan apa yang selama ini terpendam di dalam hati, apa yang selama ini diinginkan dan diharapkan dari kampus tercinta ini. Tapi kepada siapa ?

(Ne artikel yang aku, niatnya seh biar bisa di muat di koran, tapi gak tau neh kira2 masuk pa ga,,doain yak teman2,,,)

Kamis, 03 April 2008

Hidup Penulis

Aku kagum terhadap para penulis. Benar, aku kagum sekali pada mereka. Bagaimana cara mereka mampu menghasilkan tulisan-tulisan yang bagus dan bermanfaat bagi pembacanya, mereka mampu mengolah dan merangkai kata menjadi kalimat yang puitis dan indah. Dan yang pasti, mereka mampu membagi waktu untuk menciptakan tulisan itu.

Aku juga sering diminta dosenku untuk rajin menulis. Keinginan itu pun ada dalam hatiku. Tapi sampai sekarang aku tidak juga bisa untuk merealisasikannya. Ada saja alasan yang bermunculan dikepalaku tiap kali ditanya kenapa aku tidak menulis. Aku bahkan sengaja membuat blog ini, yah kupikir bisa kujadikan sebagai pemicu untuk terus menulis. Tapi ternyata hasilnya sama. Aku tetap selalu mempunyai alasan apabila aku tidak sempat membuat posting baru.

Terkadang aku berpikir, kita semua sama mendapatkan waktu 24 jam, tidak ada yang lebih. Tapi mengapa, sebagian orang sangat pandai mengatur dan mempergunakan waktunya dengan baik tapi yang lainnya selalu gagal. Yah salah satu contohnya adalah aku.

Aku baru menyadari hal itu tadi, ketika aku membaca salah satu posting teman blogger. Disana dia menuliskan bahwa semua orang memdapat jatah waktu yang dalam sehari, 24 jam, tidak ada yang lebih. Tapi toh orang-orang yang berhasil itu mampu menggunakan waktunya semaksimal mungkin.

Yah,sekali lagi aku salut atas kemampuan mereka yang kuanggap luar biasa itu. Mengapa luar biasa? Karena tidak semua orang mampu dan bisa melakukan seperti yang bisa mereka lakukan kan!

Senin, 25 Februari 2008

Aku Tempoe Doeloe

Hari minggu tadi aku beres-beres kamar yang meman sudah hampir seminggu ga ada terjamah tangan. Eits,,jangan salah, bukannya malas membersihkan, cuma ga sempat aja sibuk banget soalnya. Pas malamnya giliran aku bebongkar buku-buku yang sudah kekumpul dan ga kepake aku ketemu ama binder aku dari jaman SMA. Ah,,kangen juga nih aku piker, terus aku buka-buka deh tu catatan. Isinya macam-macam, dari catatan Matematika (terus terang aku kaget juga, ternyata lumayan banyak juga aku nyatatnya, padahal pas kuliah sekarang aku males banget nyatat hehe,,), biografinya Samuel Rizal (waktu SMA aku nge-fans banget tau sama dia) ampe coretan-coretan ga penting gitu deh. Tapi pas aku buka-buka lagi aku nemuin puisi-puisi yang pernah aku tulis waktu jaman SMA dulu. Sumpah deh jambu abis hahahaha,,,. Waktu itu aku nulisnya dikasih tanggal hari nulisnya dan biasanya apa yang aku tulis itu ada sangkut pautnya loh ama kejadian dihari itu yang pasti udah aku lupa sekarang.
Aku tulisin aja yah ne puisi-puisinya, silahkan dibaca, silahkan ketawa, tapi tolong jangan dihina ya hehehe.

5 Maret ‘03

Mata…
Pancarkan jiwa seseorang, lewat sana kita dapat melihat
Apa yang ada dihatinya, dipikirannya…
Bagaimana sifatnya dan apa yang dia rasakan
Mata…
Akan bersinar bila sedang senang, bahagia dan jatuh cinta…
Akan redup bila sedang sedih, sakit dan putus asa…
Akan menyala-nyala bila sedang marah, kesal…

Sepandai apapun insan menyimpan perasaannya
Tetap akan terpancar melalui mata…

Dalam banget ga tuh? Ga nyangka aku waktu SMA dulu udah punya pikiran kaya gini hehe. Heran deh, sekarang aku kok susah banget disuruh nulis, padahal yang nyuruh itu dosen loh,,ckk,,ckk,,ckk.
Eh, masih ada lagi loh.

7 Maret ‘03

Cinta…buah yang tidak mengenal musim
Tumbuh dimana-mana sepanjang waktu
Semua orang dapat memetiknya kapanpun dia inginkan
Tapi, sebenarnya tak semudah yang kita duga…
Memang mudah tuk meraihnya
Tapi untuk mempertahankannya sangatlah sulit
Jangan remehkan cinta…

Nah, kalo yang ini aku ingat nih inspirasinya datang dari mana. Aku dapat dari kata-kata Bunda Teresa yang terkenal itu loh pas lagi baca buku Chicken Soup tapi lupa yang edisi mana hehe. Kita lanjut lagi ok?

8 Maret ‘03

Air mata…
Penuh rahasia, semua perasaan dapat diluapkannya
Tangis…
Ungkapan perasaan, curahan kesedihan, kebahagiaan,
kekecewaan, kemarahan, kesakitan, dan ketakutan…
Air mata…
Dari mana kau datang, siapa yang menciptakanmu…
Tell me your secret…

Yang ini ceritanya aku lagi bad mood gitu deh, ga ingat karena apa.

11 Maret ‘03

Cinta…
Kapan dia pergi dan dia datang kita tak tahu…
Kita tak dapat mengira apa maunya,
Kadang kita dibuatnya senang…
Kadang kita dibuatnya sedih…
And now that happen to me
My love make me sad, make me crazy, and make me die
My love is gone so far away
He never come to me again
Cinta ku tlah pergi

Kalo yang ini aku bener-bener malu neh nulisnya hahaha. Pake bahasa Inggris lagi, mana masih belepotan juga bahasanya!!!
Kira-kira aku lagi ngalamin apa ya waktu itu? Kok jadi melo banget gini hahaha.
Nah, yang satu ini kira-kira inspirasinya datang dari mana yah?

11 Maret ’03 (malam)

Ciuman…
Ungkapan cinta, sayang, senang, ada juga perpisahan
Ciuman…
Uraikan apa yang ingin kita sampaikan
Kita tahu apa perasaan orang lain kepada kita dengannya
Apakah itu cinta, sayang, suka, bahkan nafsu sekalipun!
Semua tergambarkan dengan ciuman…
Katakan cintamu dengan ciuman…
Katakan sayangmu dengan ciuman…

Wakkss…hwahahaha. Mampus deh, mikir apa ya dulu pas bikin puisi ini (klo bisa dibilang puisi juga seh hehe). Tapi bener ga ada maksud yang aneh-aneh loh.
Sekarang yang terakhir neh.

17 Maret ‘03

Masa remaja…
Takkan pernah terulang tuk kedua kalinya…
Masa-masa sakaral dimana semua kejadian terjadi…
Semua fenomena cinta dirasakan…
Semua sakit kita temukan…
Persimpangan jalan menuju kedewasaan yang hakiki…
Saat yang paling menentukan jalan hidup…
Yang takkan pernah terlupa…
Sampai kapanpun…

Hiks…baca yang ini jadi sedih deh. Jadi ingat jamannya masih pake rok abu-abu dulu. Kayaknya emang bener yah, saat itu adalah saat-saat yang terindah dalam hidup, kalo aku seh ngerasa kayak gitu tuh. Masa-masa kita masih bisa dan tanpa malu minta bantuan orang yang lebih dewasa. Kalo sekarang bawaannya gengsi kan minta tolong ma orang lain. Mati mati deh karena gengsi haha.

Kalo dipikir-pikir, aku beneran kaget, bingung, malu, bangga jadi satu deh ngelihat ngebaca dan menuliskan lagi ini semua. Tapi lucu juga rasanya menuliskan kembali apa yang pernah menjadi bahan pikiran kita dulu yang sekarang kemungkinan besar sudah kita lupakan. Aku cuma berharap lain kali pas aku beres-beres lagi, sapa tau neh, aku ketemu catatan-catatan kaya gini lagi. Kan lumayan tuh buat dibikin posting hehe. Bytheway, semua ‘puisi-puisi’ diatas aku tulis sesuai ama yang aslinya loh, ga ada yang diubah kata-katanya, paling cuma susunannya aja dikit, beneran dikit kok hehe.

Yah, buat kalian yang berkunjung ke blog aku, met membaca aja yah, mudah-mudahan ada yang berguna(sapa yau ada yang tertarik mo ngejadiin buku gitu hahaha,,,,mimpi deh aku!!!)

Jumat, 22 Februari 2008

Gosip...Gosip...Gosip

Gosip, gosip, gosip. Siapa yang ngga suka gosip? Anak-anak, remaja, dewasa, lansia, perempuan dan laki-laki hampir semuanya suka bergosip. Meski ada yang mengaku tidak suka, tapi terkadang tanpa sadar toh juga melakukannya.

Gosip lebih sering dikaitkan dengan kaum perempuan, karena memang pada kenyataannya yang sering melakukannya adalah perempuan. Budaya gosip seperti sudah mendarah daging bagi mereka. Banyak topik yang dapat dijadikan sebagai bahan gosip. Dari yang biasa, yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, sampai yang luar biasa. Apapun itu, selama itu dapat dijadikan sebagai bahan bergosip, pasti akan segera dilahap habis oleh mereka.

Tanpa disadari, gosip sebenarnya merupakan suatu hal yang layak untuk diperhatikan. Banyak kejadian-kejadian yang ajaib dibaliknya yang seringkali luput dari pandangan kita. Salah satu dari keajaiban itu dapat kita lihat pada kasus berikut. Dua orang perempuan atau lebih yang notebenenya yang tidak saling kenal dapat segera berbincang-bincang dengan seru apabila mereka terlibat dalam satu gosip yang mungkin baru saja mereka ketahui ataupun topic lama namun masih hangat dibicarakan. Bahkan dua orang perempuan yang tidak pernah bertegur sapa satu sama lain ataupun yang pernah dan masih berselisih dapat menjadi satu pikiran ketika sedang bergosip. Mereka rela melupakan pertikaian diantara mereka demi sebuah gossip. Gimana..ajaib kan?

Demam gosip lebih banyak menimpa ibu-ibu rumah tangga yang saat anak-anaknya pergi bersekolah dan suami-suaminya bekerja dan mereka tidak memiliki pekerjaan yang dapat dilakukan. Biasanya dalam sebuah komplek perumahan atau dalam suatu komunitas disuatu desa, para ibu ini akan berkumpul dan segera saja perkumpulan mereka itu akan menjadi sebuah ajang untuk bergosip ria. Ada saja yang mereka gosipkan, mulai dari berita selebritis, masalah harga sembako, tentang orang disekitar mereka atau mungkin, meskipun jarang, topic tentang politik atau berita yang sedang hangat. Tidak heran kenapa acara-acara infotaiment yang ada disemua stasiun televise kita jadi ngga ada matinya. Selalu saja ada acara serupa yang baru, seolah-olah kita kekurangan acara seperti itu saja. Acara-acara yang berjenis pendidikan malah semakin jarang ditemukan sekarang. Bagaimana dampaknya kepada anak-anak kita, kita bisa melihatnya sekarang. Mereka lebih hapal tentang gosip selebritis daripada tentang pelajarannya.

Yah, kita tinggal berdoa saja, semoga dampak ini tidak akan bertambah mengkhawatirkan. Dan semoga saja, meskipun tetap bergosip tapi kita masih tetap ingat pada hal-hal yang memang tidak boleh disinggung,,,,,(apa coba? Hehehe,,,,)

(posting ini drafnya aku buat bareng loh ama posting yang Orang Besar….itu.
Sekali lagi, semoga kalian berkenan membacanya hehe,,,)

Orang Besar Itu Akhirnya Pergi

Sudah hampir sebulan aku ngga pernah posting lagi. Kemarin karena sibuk ujian, lanjut liburan, pulkam deh. Ini saja aku ngetik masih di rumah, iseng aja ngga da kerjaan.
Banyak sekali kejadian yang terjadi disekitar kita akhir-akhir ini. Yang terbaru, Januari tadi, mantan Presiden ke-2 negara kita tercinta ini meninggal dunia. Siapa lagi kalau bukan Soeharta. Berita menjadi sorotan utama hampir semua stasiun televisi, radio, media massa selama beberapa hari. Bahkan ada stasiun tv yang special meliput dan melaporkan semua hal yang bersangkutan dengan beliau.

Siapa yang tidak mengenal Soeharto, sesosok tiran yang menguasai bangsa kita ini hampir setengah abad. Yang telah banyak membangun sekaligus menghancurkan Negara kita ini dalam masa pemerintahan itu. Sosok yang dikenal dengan julukan smile generally ini meski banyak dihujat tapi juga banyak memujanya. Apalagi mereka yang merasa betapa mudahnya hidup yang kita jalani, ekonomi, pangan dan sandang yang tercukupi selama dia berkuasa. Tapi bagi mereka yang mengalami siksaan baik lahir maupun batin juga banyak masih menyimpan kemrahan padanya.

Diakhir hidupnya, tidak sedikit orang mengantar kepergiannya, entah benar-benar tulus atau hanya sekedar ikut-ikutan. Hanya sekedar ingin melihat akhir dari seorang yang selama hampir setengah abad berkuasa dulu begitu ditakuti oleh rakyat Indonesia. Segala kekuasaan dan kekayaan yang ada toh tidak menghindarkannya dari kematian.

Mungkin di dunia memang banyak yang mengawalnya kelubang peristirahatan terakhir, tapi nantinya dia akan tetap sendiri juga menghadapi pertanyaan malaikat-malaikat-Nya di kubur nanti.

(posting ini aku buat tanggal 28 Januari 2008 tadi, salah satu dari rangkaian ide-ide yang bermunculan dikepalaku dan menuntut untuk ditetaskan dari tempat bersarangnya.entah bagaimana akhirnya dan bagaimana pendapat kalian, semoga kalian berkenan membacanya hehe)

Jumat, 08 Februari 2008

Halo,,Halo,,Ketemu lagi,,,

Halo,,halo,,lama ga ketemu neh, meski hanya lewat shoutbox hehe. Buat temen2 yang sering nengokin blog aku, makasih banyak ya. Maaf aku dah lama ga online ama posting baru, soalnya kemarin lagi pulkam, dan sebagai pemberitahuan neh dikampung halamanku fasilitas internet masih lumayan mahal, lagian masih dikit tempatnya. Jadi aku ga bisa online deh hehe.

Sebenarnya selama aku dikampung halaman banyak juga loh ide-ide yang ingin aku tuliskan buat dijadiin posting di blog, udah aku kumpulin seh, mungkin ntar bakalan aku taruh di sini kok. Topiknya macam-macam, dari anak punk, budaya gosip, sampai meninggalnya mantan presiden Soeharto. Tapi semuanya baru pikiran awalnya aja, belum ada pengembangannya hehe.

Yah,,moga-moga aja semua calon posting ki itu bakal segera menetas, kaya ayam aja hehe,,
Makasih sekali lagi ya buat semua yang dah visit ke sini,,,