Rabu, 26 Maret 2014

Fenomena Sinetron Anak SMA Zaman Sekarang

Satu kata untuk sinetron yang akhir-akhir ini sering kali menceritakan kehidupan anak SMA,

PRIHATIN

Pake banget tuh prihatinnya,seperti istilah anak zaman sekarang. Bagaiman tidak, ada anak sekolah putri pakai seragam roknya pendek sekali setara rok mini,terus kelakuannya tidak jauh-jauh dari yang namanya ngebully teman sebayanya.

Apa memang sehancur itu moral remaja sekarang? Hanya demi eksistansi diri lalu menghalalkan segala cara. Orang yang dianggap menghalangi kemudian diganggu,dikata-katai,diperlakukan semena-mena,bahkan dijahati dan disiksa tanpa peduli apa jadinya dan apa efeknya terhadap orang yang diperlakukan seperti itu.*sigh*

Belum lagi adegan yang menampilkan bagaimana si siswa dengan berani bahkan cenderung kurang ajar bersikap terhadap gurunya. Apa itu tidak lantas menjadi contoh yang buruk bagi remaja seusia yang menonton tayangan tersebut.

Dengan berdalih sinetron,film, segala akting itu hanya hiburan dan memang tidak dimaksudkan untuk pendidikan, apa lantas dengan begitu tidak ada keinginan dari para produser untuk memproduksi hiburan yang bersifat mendidik bagi penerus bangsa. Apa harus semua hiburan itu tidak mengindahkan bagaimana efeknya terhadap penontonnya.

Seharusnya hal seperti ini juga menjadi perhatian lembaga pendidikan pusat, harus ada tindak lanjut. Bekerja sama dengan badan sensor, pilih dan pilah mana tontonan yang layak dan mana yang tidak. Karena tidak bisa dipungkiri segala tayangan yang ada di televisi dewasa ini menjadi contoh yang saya nilai cukup memprihatinkan bagi generasi muda. Segala tingkah laku, tutur kata, dan cara berpakaian tokoh-tokoh itu tanpa sadar telah dijadikan panutan bagi penontonnya. Iya kalau bagus dan sesuai norma, nah kalau yang tidak,siapa yang akan bertanggung jawab.

Sudah saatnya tayangan-tayangan yang ada di dunia pertelevisian Indonesia ini berbenah diri. Perbaiki kualitas cerita, bantulah kami para tenaga pendidik ini untuk mengajarkan dan mendidik generasi penerus bangsa agar mereka menjadi muda-mudi yang berbudi luhur, bertutur kata sopan, dan bertingkah laku anggun.

Semoga saja ada salah satu pihak yang berkepentingan yang membaca tulisan saya ini. Sekedar curahan hati dari kami di daerah.

Rabu, 05 Maret 2014

Kacamata Baru

Kemarin aku periksa mata ke dokter dan alhamdulillah ya ukuran minus mata kana bertambah banyak *tear*. Mau ngga mau mesti ganti lensa lagi nih. Nunggu ASKES males ngurusnya, ya sudah ambil jalan pintas. Beli frame yang murah, terus ke opti minta pasangin lensa yang paling murah juga *hihi*, nanti kalau ada duit lebih baru deh frame yang lama diganti lensanya, swkalian lensa yang bagus a.k.a mahalan dikit lah.

Yang namanya ganti kacamata berarti juga mesti penyesuaian lagi sama matanya. Alhasil, dengan sedikit kleyengan *bukan layangan* ku pakai deh tu kacamata. Senangnya penglihatan tambah lebih terang, tapj nelangsa juga, serasa dah tua banget penghilatan mengabur begini *hikshiks*.

Oh iya, waktu periksa kemarin aku sempat ngobrol dengan dokternya, dan aku baru tau ternyata efek dari tambah ukuran minus itu selain sering pusing juga badan cepat lelah dan sering ngantuk karena matanya lelah. Pantesan saja akhir-akhir ini aku kalau udah tidur susah banget meleknya. Sempet bingung sama rutinitas tidur yang ngga ada puas-puasnya, apa cacingan ya aku pikir *hahaha*, eh ternyata gara-gara masalah mata ini.

Kejutan selanjutnya waktu keluar dari ruangan dokter. Begitu berhadapan dengan petugas administrasinya ternyata biaya konsultasi dah naik jadi Rp. 100.000., buset dah, tapi ikhlas aja sih. Nah waktu nebus resep eh dapat shock therapy lagi. Obatnya dua macam, tetes sama tablef. Yang tablet sengaja aku minta setengah resep dengan harapan ongkosnya lebih murah. Eh ngga taunya total tu obat Rp. 98.000, kurang 2rb lagi cepek. Sehat itu mahal ya ternyata hiks hiks. Yah, yang penting sehat lah.