Musim-musim naik kelas
seperti ini banyak guru yang merangkap wali kelas mengalami gejala migrain alias
sakit kepala. Mulai dari mempersiapkan nilai akhir, menulis raport, membuat
leger, dan lain sebagainya. Lebih ribet lagi apabila ada salah satu siswa yang
nilanya kurang a.k.a. calon tinggal kelas.
Perlu pertimbangan
yang panjang untuk memutuskan akan seperti apa jadinya nasib si siswa itu. Dipertahankan
atau dilepas? Kalau dipertahankan apa akan berhasil, apa si siswa tersebut akan
berubah? Tapi kalau dilepas bagaimana dengan masa depannya, apa tidak akan
membuatnya hilang arah? Aaahhh,,ribet pokoknya kalau sudah seperti ini.
Disaat sperti inilah
sikap seorang guru sebagai pendidik dan pengajar dipertaruhkan. Apa yang harus
dilakukan? Ikuti kata hati atau pikiran? Sanggup tidak mempertanggung jawabkan
keputusan yang akan
diambil?
*sigh*
Ternyata sangat berat
menjadi seorang guru. Tidak bisa hanya mengandalkan perasaan, tapi juga harus
banyak bermain dengan logika untuk mempertimbangkan keputusan yang akan mempengaruhi
nasib para pelajar.
Salam semangat untuk
seluruh pendidik di Indonesia